Senin, 20 Maret 2017

Akuntansi Internasional : Review Jurnal Inflasi

Judul
PENGARUH HARGA MINYAK MENTAH DUNIA, INFLASI, SUKU BUNGA (CENTRAL BANK RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI ASEAN (Studi pada Indonesia, Singapura, dan Thailand Periode Juli 2013 – Desember 2015)
Jurnal
JURNAL EKONOMI
Download
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/1543/1926
Volume & Halaman
Vol. 39 Hal. 130-138
Tahun
2016
Penulis
Sri Sulasmiyati
Reviewer
Dito Haryo Yudanto
Tanggal
20 Maret 2017


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh harga minyak mentah dunia, inflasi, suku bunga (central bank rate), dan nilai tukar (kurs) terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di ASEAN dengan periode Juli 2013 – Desember 2015. Seluruh data dianalisis menggunakan teknik penelitian analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik untuk mendapatkan hasil BLUE (Best Linier Unbiased Estimation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga minyak mentah dunia, inflasi, suku bunga (central bank rate), dan nilai tukar (kurs) berpengaruh simultan terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura. Harga minyak mentah dunia dan nilai tukar (kurs) berpengaruh parsial terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura, sedangkan di Thailand hanya nilai tukar (kurs) yang berpengaruh parsial terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Thailand.
Pembahasan
Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu Harga Minyak Mentah Dunia, Inflasi, Suku Bunga/Central Bank Rate, dan Nilai Tukar Masing-Masing Negara terhadap variabel terikat yaitu Indeks Harga Saham Sektor Pertambanga di Indonesia, Singapura, dan Thailand (Y). Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Hasil
Berdasarkan hasil uji t, variabel harga minyak mentah dunia berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura. Hal ini disebabkan karena sebagian besar emiten pada indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura adalah perusahaan yang berkaitan langsung dengan komoditas minyak mentah dunia. Perusahaan tersebut antaralain bergerak pada subsektor batubara, minyak dan gas, serta penyedia jasa dan peralatan pertambangan. Selain itu, adanya sentimen peningkatan konsumsi komoditas minyak bumi dan gas bumi selama periode penelitian di Indonesia dan Singapura menyebabkan harga minyak mentah dunia mempengaruhi pergerakan indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Movahedizabeh et al. (2014).
Simpulan
1.      Terdapat pengaruh simultan harga minyak mentah dunia, inflasi, suku bunga (central bank rate), dan nilai tukar (kurs) terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura, sedangkan di Thailand harga minyak mentah dunia, inflasi, suku bunga (central bank rate), dan nilai tukar (kurs) tidak berpengaruh simultan terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Thailand.
2.      Terdapat pengaruh parsial harga minyak mentah dunia dan nilai tukar (kurs) terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura. Variabel inflasi dan suku bunga (central bank rate) tidak berpengaruh parsial terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Indonesia dan Singapura. Hanya variabel nilai tukar (kurs) yang berpengaruh parsial terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Thailand. Variabel harga minyak mentah dunia, inflasi, dan suku bunga (central bank rate) tidak berpengaruh parsial terhadap indeks harga saham sektor pertambangan di Thailand.
3.     Berdasarkan pemeringkatan nilai signifikansi dan nilai koefisien regresi variabel dominan di Indonesia, Singapura, dan Thailand, variabel nilai tukar (kurs) adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi indeks harga saham sektor pertambangan Thailand.